https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Puluhan Satwa KBS Mati sejak Juli 2013 – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Puluhan Satwa KBS Mati sejak Juli 2013

Puluhan Satwa KBS Mati sejak Juli 2013

Surabaya – Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Kota Surabaya mengakui puluhan satwa dari berbagai jenis mati sejak pertengahan Juli hingga saat ini.
Direktur Utama PDTS Kebun Binatang Surabaya (KBS) Ratna Achjuningrum, Selasa, mengatakan sebagian besar satwa yang mati dari jenis reptil, karena ketika sedang ganti kulit dalam kondisi cuaca sangat panas, berdampak terhadap kelangsungan hidup hewan tersebut.

“Selain itu, ada juga satwa dari jenis ikan dan burung. Untuk burung ada tujuh ekor jalak Bali yang mati,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa faktor penyebab matinya satwa tersebut, antara lain usia yang sudah tua dan juga kesehatannya sudah buruk sehingga sulit disembuhkan.

Berdasarkan data dari PDTS Kebun Binatang Surabaya, pada Agustus tercatat 14 satwa yang mati dan meningkat menjadi 17 satwa pada September. Sedangkan untuk Oktober ini masih diinventaris.

Khusus untuk Oktober ini, ada dua hewan yang mati dan menjadi sorotan pencinta binatang, yaitu seekor orang utan bernama Betty dengan umur 15 tahun dari Kalimantan yang mati pada 10 Oktober, karena mengalami gangguan pernafasan.

Kemudian pada Jumat (25/10), seekor onta punuk bernama Jonet yang berumur lima tahun ditemukan mati di kandangnya, akibat gangguan fungsi ginjal yang diderita sejak setahun terakhir.

Untuk menekan kematian satwa, Ratna mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa usaha yaitu pemberian vitaman, peningkatan kualitas makanan hewan, perbaikan kandang, dan penyemprotan air ketika cuaca panas saat musim kemarau.

“Hasilnya, kami berhasil menurunkan angka kematian hewan. Jika tidak dilakukan seperti itu, kematian hewan semakin tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Sedangkan Direktur Operasional KBS dr Liang Kaspe menyatakan kematian hewan memang wajar dan itu terjadi di kebun binatang lainnya. Namun, di balik kematian itu, ada sejumlah prestasi yang diraih KBS dalam upaya penangkaran hewan.

“Jangan menulis hewan yang mati saja. Di KBS itu juga banyak hewan yang berkembang biak, seperti beberapa ekor kuda nil saat ini sedang hamil dan diperkirakan akan melahirkan November mendatang. Selain itu, ada 20 telur komodo yang sedang ditetaskan dan sejumlah bekantan juga sedang hamil. Artinya ada juga penambahan hewan di KBS,” ujarnya. ant

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *