https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Petani Lamongan Panen Lebih Awal Untuk Minimalisir Padi Rontok Yang Disebabkan Terjangan  Angin Kencang – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Petani Lamongan Panen Lebih Awal Untuk Minimalisir Padi Rontok Yang Disebabkan Terjangan  Angin Kencang

Petani Lamongan Panen Lebih Awal Untuk Minimalisir Padi Rontok Yang Disebabkan Terjangan  Angin Kencang

Terasberita9.com,Lamongan – Padi milik petani Lamongan rontok diterjang angin kencang dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, para petani harus panen lebih awal untuk meminimalisir kerugian.

Muhaimin, salah satu petani di Desa Deket Kulon, Kecamatan Deket, mengaku keputusan panen padi lebih cepat ini terpaksa dia pilih. Masa panen semestinya masih jatuh pekan depan.

“Nyaris seluruh padi di tanah seluas setengah hektar di desa kami ini roboh sehingga harus dipanen (lebih cepat) daripada terancam rugi,” ujar Muhaimin, Kamis (18/8/2022).

Meski ancaman kerugian bisa diminimalisir, Muhaimin menilai keputusannya panen lebih awal ini tetap syarat akan risiko. Ia menyebut, kondisi padi yang roboh ini bisa menurunkan harga jual.

Muhaimin juga menuturkan, padi yang roboh berisiko tercampur dengan material lumpur. Ini bisa membuat padi menjadi basah dan akhirnuya dihargai lebih murah.

“Kerugiannya gabah kotor dan basah itu dapat menurunkan harga jual. Makanya nunggu 5 hari sejak roboh baru dipanen untuk mengeringkan tanaman yang basah tadi,” terangnya.

Tak cukup itu, kata Muhaimin, panen lebih awal juga dapat berdampak pada berat, isi dan kualitas gabah nantinya.

“Ini saya masih beruntung, sudah mendekati masa panen. Ada lainnya yang masih berumur muda tapi roboh, sehingga harus didirikan lagi dan mengeluarkan biaya tambahan,” bebernya.

Hingga saat ini, Muhaimin menyampaikan bahwa kondisi cuaca di wilayah Lamongan sangat tak menentu. Apalagi, waktu hujan saat musim kemarau basah seperti ini juga susah untuk ditebak.

Jika kondisi ini terjadi secara terus menerus, Muhaimin khawatir, hal ini dapat mengakibatkan gagalnya panen lantaran lahan banyak yang tergenang air dan padi yang roboh diterjang hujan bercampur angin.

“Ini saya untung cuaca panas, jadi gabah kering dan harga jual masih tinggi. Per tonnya dihargai Rp5,4 juta, kalau hujan itu bisa Rp3,8 juta saja,” tutupnya.

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan, Sukriyah saat dihubungi belum memberikan keterangan terkait luas kerusakan dan kerugian yang berdampak pada para petani di Lamongan. Brj

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *