Terasberita9.com – Laju investasi di Kota Surabaya mulai melambat. Pada triwulan II (April sampai Juni) 2022, modal yang masuk ke Surabaya Rp 6,291 triliun. Nilai itu turun Rp 879 miliar ketimbang capaian investasi di triwulan I (Januari-Maret) 2022.
Pada triwulan pertama, nilai investasi Surabaya tercatat Rp 7,17 triliun. Awalnya, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Surabaya optimistis angkanya makin naik di tiga bulan selanjutnya. Sayangnya, modal yang masuk justru menurun.
Kepala DPMPTSP Surabaya Dewi Soeriyawati menyampaikan, penurunan angka investasi tersebut belum resmi. Dia masih menunggu laporan investasi per tiga bulan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Nah, data investasi BPKM itu berasal dari laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) tiap pelaku usaha yang memiliki modal di atas Rp 1 miliar. ”Agar pelaku usaha rutin melaporkan, kami jemput bola,” ujarnya.
Karena masih menunggu keterangan resmi dari BKPM, DPMPTSP belum bisa menyampaikan detail nominal investasi di setiap sektor. Berbeda dengan laporan investasi triwulan pertama.
Di triwulan pertama, penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang investasi paling besar. Nilainya mencapai Rp 6,68 triliun. Perinciannya, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran memiliki persentase investasi 56,02 persen. Sedangkan hotel dan restoran 15,92 persen. ”Nominal investasi hotel dan restoran Rp 1,06 triliun,” jelasnya.
Sedangkan investasi penanaman modal asing (PMA) nominalnya hanya Rp 500 juta atau Rp 0,5 triliun. Menurut Dewi, rendahnya PMA tak menjadi soal. Saat ini pemkot sedang menyiapkan regulasi terkait penggunaan tenaga kerja.
Dalam aturan itu seluruh perusahaan di Surabaya wajib menyerap 70 persen tenaga kerja lokal. ”Itu wajib supaya mengangkat tenaga kerja Surabaya juga,” tambahnya.jp