Bintang Pos, Surabaya– Empat ‘pocong’ ikut aksi turun jalan untuk menolak kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak). Aksi belasan aktivis itu digelar oleh KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), Rabu (12/6/2013).
Empat orang yang didandani ala pocong itu sebagai simbol matinya hati nurani para pemimpin. Pasalnya, kondisi masyarakat saat ini serba sulit, namun ironis, presiden justru hendak menaikkan harga BBM.
Aksi para mahasiswa ini dimulai dari taman kota Kebun Rojo Jombang. Setelah melakukan orasi secara bergantian, mereka kemudian melakukan longmarch menuju gedung DPRD setempat.
Dalam longmarch tersebut, empat pocong berada di barisan paling depan, sedangkan massa lainnya mengikuti dari belakang sembari membentangkan poster tuntutan.
Sesampai di gedung dewan, aktivis KAMMI kembali melakukan orasi serta membagikan selebaran. Mereka juga berencana memasuki gedung dewan untuk menyampaikan tuntutannya. Hanya saja, keinginan para mahasiswa ini harus bertepuk sebelah tangan, pasalnya sekitar pukul 14.30 WIB gedung wakil rakyat tersebut kondisinya sudah sepi.
Supriyadi, koordinator aksi mengatakan, saat ini seluruh pimpinan negeri hatinya telah mati. Oleh karen itu, dalam ski tersebut KAMMI membawa empat pocong sebagai simbol matinya nurani pada pemimpin negeri. “Sebentar lagi akan datang bulan Ramadan dan tahun ajaran baru. Dua hal itu masyarakat membutuhkan biaya yang tinggi. Ironisnya, pemerintah justru hendak menaikkan harga BBM. Atas kebijakan itu, kami menolak,” kata Supriyadi.
Dia juga mengatakan, alasan rasional yang diungkapkan pemerintah atas rencana kenaikan BBM adalah upaya realisasi bantuan masyarakat agar tepat sasaran. Padahal, kenaikan BBM justru akan mendongkrak harga kebutuhan lainnya. “Jelas ini merugikan masyarakat. Kalau BBM naik, maka presiden SBY harus turun,” pungkasnya. (bjt)
