Terasberita9.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi tantangan kepada Duta GenRe (generasi berencana) untuk membuat konten video pendek tentang kampanye generasi berencana, yang langsung diunggah ke medsos.
Tantangan itu diungkapkan Ganjar saat memberikan semangat kepada pemuda seluruh pelosok Tanah air yang tergabung dalam Forum GenRe Nasional di Jogja. Tak hanya Ganjar, juga ada Gubernur Daerah Istimewa Jogyajarta (DIJ) Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Di hadapan pemuda Forum GenRe, Ganjar mengatakan, generasi masa depan adalah generasi yang berencana. Mereka harus terbebas, setidaknya dari tiga hal. Yakni bebas dari pernikahan dini, pergaulan atau seks bebas, dan pengaruh narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza).
“Perkawinan dini, hari ini masih banyak. BKKBN tadi menyampaikan ada janda usia sekolah (JUS) mulai banyak ditemukan. Kalau seperti ini generasi kita akan terancam,” kata Ganjar usai acara Jambore Duta GenRe dan Ajang Kreativitas Remaja (Adujak Nasional) di Jogja, Minggu (21/8) malam.
Untuk menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan, lanjut Ganjar, harus ada komitmen tinggi. Contohnya, soal pernikahan dini, hal ini bukan hanya memberi dampak pada kondisi mental remaja yang belum siap. Namun, efeknya juga bisa menimbulkan persoalan lain.
“Kalau mereka sudah menikah di usia dini, mentalnya tidak siap, kesehatan tidak siap, potensi stunting juga tinggi. PR berikutnya tidak akan selesai,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Ganjar, sangat penting untuk mengajak dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya pernikahan dini, seks di luar nikah, dan napza. Duta GenRe dapat mengambil peran itu sebagai juru bicara dengan cara-cara yang populer dan mudah diterima oleh teman sebaya.
“Kita harapkan mereka makin kreatif, makin sering bertemu, makin sering diberi tugas. Lalu mereka berbicara dengan generasinya tentang jangan menikah dini, jangan terlibat narkoba. Kamu musti aktif untuk mengajak anak-anak seusiamu sekolah, belajar, dan menggapai cita-cita. Maka potensi-potensi terjadinya (ancaman) itu bisa kita cegah,” ujarnya.
Bagaimana cara Duta GenRe untuk bisa merangkul anak-anak muda? Ganjar mengatakan, salah satunya bisa memanfaatkan media sosial (mesdsos). Ganjar pun memberi tantangan perwakilan remaja dan Duta GenRe dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera untuk mencoba membuat konten kampanye tentang tiga ikrar Duta GenRe di medsos.
Keempat Duta GenRe itu adalah Marselius (Papua), Rosa Sartika (Sulawesi Selatan), Nurul Oktaviani (Kalimantan Barat), dan Dimas Ferdiansyah (Lampung).
“Kalian nge-vlog, nggak usah lebih dari satu menit. Unggah di akun media sosial masing-masing, lalu tag atau cc-kan ke saya,” ujar Ganjar kepada keempat perwakilan.
Ganjar menambahkan, keterlibatan Duta GenRe itu juga penting karena dapat menjadi agen-agen pencegahan stunting sejak awal. Artinya, mereka lebih tahu bagaimana merencanakan masa depan dan dapat membedakan mana hal positif dan mana yang negatif untuk dilakukan.
“Keterlibatan mereka bisa menjadi sangat penting karena banyak hal teknis, kemudian pesan-pesan yang sifatnya kebijakan bisa kita titipkan kepada mereka. Terbayang kan kalau jejaring mereka sendiri sangat produktif untuk mengampanyekan itu maka stunting bisa dicegah, pernikahan dini bisa dicegah, napza bisa dicegah dan seterusnya,” papar Ganjar.
Gubernur DIJ Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, para perwakilan Duta GenRe yang hadir dari seluruh Indonesia ini bertemu untuk menyatukan program sesuai ikrar yang telah diucapkan. Selain itu, diharapkan para remaja dan generasi muda dari berbagai etnik itu juga dapat bertukar pengetahuan, tradisi dan budaya.
“Kita sebagai anak bangsa dengan etnik berbeda-beda harus menghargai sesama, tidak boleh ada dominasi karena kita dilindungi oleh konstitusi. Anda semua bertemu tidak untuk sekadar kenal seseorang dari etnik lain tetapi juga budaya yang ada di republik ini,” kata Sri Sultan HB x.jp