https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Harga Anjlok, Pengepul Lempar Cabai ke Ibu Kota – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Harga Anjlok, Pengepul Lempar Cabai ke Ibu Kota

Harga Anjlok, Pengepul Lempar Cabai ke Ibu Kota

 

Bintang Pos, Surabaya – Harga komoditas cabai di sejumlah pasar di Kediri mengalami penurunan drastis. Banyak pedagang besar (pengepul) memilih melempar (baca : menjual) barang dagangannya ke Ibu Kota Jakarta.
“Untuk saat ini harga cabai di Jakarta relatif stabil. Hari ini saya kirim 5 ton cabai kesana. Sementara di sini (Pasar Grosir Ngronggo) harganya justru turun antara Rp 5-10 ribu per kilogram,” kata Iwan (42) pedagang besar di Pasar Grosir Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota Kediri, Senin (15/7/2013) siang.

Harga cabai rawit di Pasar Grosir Ngronggo hari ini senilai Rp 45 ribu per kilogram. Sementara cabai merah besar satu kilogramnya hanya Rp 13 ribu. Padahal dua hari lalu, harga cabai rawit masih bertahan pada kisaran Rp 55-60 ribu per kilogramnya. Sedangkan cabai merah besar seharga Rp 16 ribu per kilogram.

“Di Jakarta, saya bisa jual cabai rawit Rp 55 ribu per kilogram. Sedangkan cabai besar bisa sampai Rp 20 ribu per kilogram. Tetapi, cabenya memang dalam kualitas yang jauh lebih baik dari ini,” imbuh pria asal Dusun Batuaji, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri sambil menunjukkan cabai rawit hijau di lapaknya.

Turunnya harga cabai di Pasar Grosir Ngronggo dikarenakan, permintaan dari pembeli turun. Sementara stok cabai relatif stabil. Sehingga terjadi penumpukan stok cabai dalam dalam pasar jumlah banyak.

Sejumlah pedagang mengaku resah. Sebab, sebagian cabai mereka kini sudah mulai busuk. Mereka beramai-ramai menurunkan harga dan memilih mengobral cabai yang telah berwana coklat kehitam-hitaman dengan harga sangat rendah.

“Seperti ini, siapa saja yang membutuhkan, silahkan mengambil dengan harga berapa pun. Pedagang yang tidak memiliki tempat pemasaran di luar, tentunya bingung. Tetapi, pedagang seperti saya ini bisa jual di luar. Sehingga tidak terlalu banyak cabai yang busuk di sini,” imbuh pria yang telah berdagang sejak Pasar Ngronggo berdiri atau sekitar 8 tahun itu.

Iwan mampu menjual cabai ke Jakarta hingga dua rit atau sekitar 9 ton per hari. Dari jumlah itu, paling banyak cabai merah besar, karena relatif kuat bertahan dibanding cabai rawit. Sementara pasar yang dipilih yaitu Pasar Induk Tanah Tinggi.

Musani (50) pedagang lainnya mengatakan, karena tidak mau merugi terlalu banyak, para pedagang cabai terpaksa banting harga. Penurunan paling tinggi pada cabai jenis impling atau rawit.

“Cabai merah besar semula menjelang puasa naik Rp 20 ribu per kilogram. Tetapi sekarang turun menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Cabai rawit yang dulu naik Rp 30 ribu per kilogram, kini merosot hampir 50 persen lebih. Sedangkan cabai lalapan turun menjadi Rp 15 ribu per kilogram,” kata Musani.
Kondisi di Pasar Grosir Ngronggo berbeda dengan Pasar Setono Betek dan sejumlah pasar tradisional di Kota maupun Kabupaten Kediri. Di Pasar Setono betek, turunnya harga cabe tidak terlalu segnifikan, yaitu berkisar antara 3-5 ribu per kilogram. Hal ini, karena sejumlah pedagang menyesuaikan harga beli cabe dari Pasar Grosir Ngronggo.

“Saya kulakan cabe rawit dari Pasar Grosir Rp 45 ribu per kilogram. Di Pasar Setono Betek saya jual Rp 48-50 ribu per kilogram. Sedangkan cabe merah besar Rp 12 ribu perkilogram, saya jual Rp 15-17 ribu per kilogram,” kata Ani (32) pedagang Pasar Setono Betek.

Perlu diketahui, Pasar Grosir Ngronggo sehari omsetnya bisa mencapai Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar. Sehingga dalam sebulan bisa menembus Rp 90 miliar-Rp 120 miliar, karena Pasar Grosir Ngronggo tidak pernah libur. Pasar Grosir Ngronggo memasok sejumlah pasar induk di Indonesia, hingga luar Negeri. (bjt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *