https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Jadi Doyan Ngemil Gara-gara Kurang Tidur? Ini Alasannya – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Jadi Doyan Ngemil Gara-gara Kurang Tidur? Ini Alasannya

Jadi Doyan Ngemil Gara-gara Kurang Tidur? Ini Alasannya

Bintang Pos, Surabaya – Insomnia atau kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan lain seperti kadar gula darah yang fluktuatif dan munculnya ‘hobi’ baru yaitu ngemil di malam hari. Sebuah penelitian baru pun mengungkap alasan mengapa makanan terlihat menggiurkan bagi orang-orang yang kurang tidur.

Tim peneliti dari University of Chicago menemukan bahwa orang dewasa yang sehat dan tidak mengalami obesitas tapi hanya tidur selama 4,5 jam per malam diketahui memiliki kadar molekul bernama 2-arachidonoylglycerol yang lebih tinggi dalam darahnya. Molekul ini berfungsi mengatur ‘reward’ dan besar kecilnya kepuasan dari mengonsumsi (memakan) sesuatu.

Sedangkan kondisi serupa tidak terjadi pada rekan-rekan mereka yang bisa tidur 8,5 jam per malam.

Penelitian ini dipastikan dengan melibatkan sembilan orang partisipan berusia rata-rata 23 tahun yang diminta tidur sebanyak dua kali (masing-masing selama enam malam) di lab dengan jeda sebulan. Pada periode pertama, partisipan tidur dari jam 11 malam sampai 7.30 pagi atau 8,5 jam yang diindikasikan sebagai jam tidur normal.

Sedangkan pada periode kedua, partisipan hanya diberi waktu untuk tidur dari jam 1 pagi sampai jam 5.30 pagi atau 4,5 jam yang diindikasikan sebagai kurang tidur. Di siang hari, seluruh partisipan diberi makan dengan jumlah kalori yang terkontrol.

Kemudian peneliti mengambil sampel darah dari partisipan pada malam kedua untuk setiap periode, dalam rangka menentukan kadar 2-arachidonoylglycerol dalam darah masing-masing partisipan. Dari situ diketahui jika kadar molekul 2-arachidonoylglycerol ternyata terlihat paling rendah ketika partisipan tengah tertidur dan paling tinggi menjelang sore hari.

Tapi setelah mengalami durasi tidur yang pendek, peneliti menemukan bahwa kadar 2-arachidonoylglycerol partisipan terlihat lebih tinggi dari normal menjelang sore hari. Itulah mengapa orang-orang yang jam tidurnya kurang cenderung suka ngemil di malam hari atau tertarik mengonsumsi makanan di jam-jam yang seharusnya ia gunakan untuk tidur.

“Lagipula dari penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa pembatasan jam tidur dapat meningkatkan rasa lapar dan selera makan seseorang,” terang peneliti Erin Hanlon, Ph.D., dari Section of Endocrinology, Diabetes and Metabolism, University of Chicago seperti dilansir Huffingtonpost, Senin (24/6/2013).

“Dan ternyata di balik itu makan berlebihan akibat jam tidur yang tidak memadai terjadi karena peningkatan jumlah molekul endocannabinoid yang disebut dengan 2-arachidonoylglycerol atau 2-AG tersebut,” tambahnya.

Kendati begitu, penelitian yang baru saja dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Society for the Study of Ingestive Behavior ini tak hanya menemukan peningkatan kadar 2-arachidonoylglycerol pasca partisipan mengalami insomnia dalam semalam, tapi juga peningkatan kadar hormon lapar yaitu ghrelin di dalam darah partisipan. Itu belum termasuk rasa lapar yang makin menggila di malam hari.

Studi serupa yang dipublikasikan tahun ini dalam jurnal Psychoneuroendocrinology juga menunjukkan bahwa karena kurang tidur semalam saja orang-orang jadi cenderung ingin makan dengan porsi yang lebih besar.(dtk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *