Terasberita9,Jakarta– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memimpin rangkaian pertemuan the First G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) yang diselenggarakan di Yogyakarta, Selasa (21/06). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan negara anggota G20, negara undangan, dan organisasi internasional, baik online maupun offline.
Presidensi G20 Indonesia Jalur Keuangan bersama dengan Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk mendukung pencapaian target deliverables pada salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia yakni penguatan arsitektur kesehatan global. Hal tersebut dilakukan antara lain melalui peningkatan ketahanan kesehatan global (global health resilience), penguatan koordinasi Kesehatan dan keuangan untuk pandemic Prevention, Preparedness, and Response (PPR), serta pembentukan skema pendanaan global dalam bentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) untuk pandemic PPR.
“Ini adalah langkah besar untuk maju dalam upaya kolektif kita untuk pencegahan dan respons pandemi yang lebih baik,” kata Menkeu.
Menkeu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan terbesar di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Meski jumlah kasus baru Covid-19 kini menurun secara global, namun di beberapa kawasan, termasuk di Asia Tenggara dan juga Indonesia, kembali meningkat. Selain itu, muncul wabah penyakit lain yang baru-baru ini menyebar di seluruh dunia.
“Jadi, dunia menyoroti pentingnya serta urgensi pekerjaan kita untuk lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Dunia pasti memperhatikan bagaimana G20 dan bagaimana kita akan merespon dengan memberikan tindakan nyata dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi. Dunia menunggu kita,” ujar Menkeu.
Menkeu juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Dunia dan WHO yang bekerja sangat erat bersama dengan para anggota G20 untuk mendukung mewujudkan agenda prioritas G20.
“Kami bertujuan untuk membuat kemajuan dalam masalah tata kelola dan manajemen operasional yang efektif menjelang pertemuan kami di bulan November. Sangat penting bahwa kami memberikan solusi yang konstruktif. Jadi, saya pribadi akan meminta dukungan Anda semua untuk tujuan G20 kami,” kata Menkeu.
Menkeu menegaskan salah satu hal yang paling penting adalah inklusivitas karena pandemi sebenarnya tidak mendiskriminasi negara dan wilayah manapun. Maka dari itu, sinergi perlu dilakukan antara Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan, dan juga perlu mengikutsertakan negara maju dan berkembang.
“Hanya dengan begitu, kita bisa efektif dalam mempersiapkan diri menghadapi pandemi global berikutnya bersama-sama. Saya ingin mengakui peran sentral WHO dalam memerangi pandemi, dan pentingnya memasukkan suara negara-negara berkembang dalam pengaturan kelembagaan kami untuk menciptakan sistem yang paling efektif untuk pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi,” pungkas Menkeu. (kmn)