Bandung: Nama Jumhur Hidayat kembali mencuat untuk dicalonkan sebagai calon wakil presiden dalam pemilu 2014. Hal itu mengemuka pada acara Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Uiversitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Sumedang, Kamis (7/11).
Menurut Jumhur, sebagai entitas etnis terbesar kedua di Indonesia, Sunda belakangan ini justru nyaris hilang dari percaturan politik nasional. Hampir tak ada tokoh etnis Sunda yang disebut-sebut akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional.
“Ada semacam pernyataan tak tertulis, bahwa Presiden RI mesti orang Jawa, karena ia adalah suku terbesar di Indonesia. Tapi kenapa tak ada pemikiran di benak kita, bahwa orang Sunda harusnya jadi Wapres, karena dia suku kedua terbesar?” kata Jumhur yang juga Ketua BNP2TKI itu.
“Di mana orang Sunda dalam kancah perpolitikan nasional? Presiden dari Jawa, Wapres Jawa, Ketua DPR orang Palembang, Ketua DPD dari Padang, Ketua MA asal Makassar dan Ketua MK dari Bangka-Belitung. Ini harus jadi pemikiran bersama kita sebagai orang Sunda,” katanya.
Survei capres saat ini pun tak menyebut-nyebut nama tokoh Sunda. “Sebut tiga besar, tak ada orang Sunda. Lihat di lima besar, ga ada juga. Sepuluh besar, sama juga nihil orang kita. Mungkin di seratus besar baru ada, jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari.”
Pernyataan seperti ini, menurut Jumhur, jangan dinilai sebagai pandangan rasialis atau mengedepankan kesukuan seraya menegasikan nasionalisme. Ini lebih kepada pertanyaan-pertanyaan alamiah yang mesti dijawab oleh warga Sunda sendiri.
“Betapa sesungguhnya orang Sunda bisa manggung di pentas politik nasional, seraya memperjuangkan aspirasi daerahnya. Siapa lagi yang akan membawa aspirasi bagi kemaslahatan warga Sunda atau Jabar pada umumnya, jika bukan kita orang Sunda juga,” tandas Jumhur. met
