Terasberita9,Jakarta-Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menerima kunjungan kehormatan dari Grand Mufti Rusia, Mr Albir Krganov di kediamannya di Pondok Pesantren Miftachussunnah di Jalan Kedung Tarukan No. 100 Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). Tujuan kunjungan ini tak lain untuk mempererat hubungan antarumat Islam, khususnya para ulama di kedua negara.
Dalam kunjungan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, kedua tokoh ini membicarakan berbagai hal mulai dari kondisi umat Islam di kedua negara, mazhab yang mayoritas diikuti hingga potensi kerja sama antarumat Islam Indonesia dan Rusia.
Mr Albir Krganov, yang menjabat sebagai ketua majelis spiritual Islam di Rusia atau Head of the Spiritual Assembly of Muslim of Russia menjelaskan bahwa jumlah umat Islam di Rusia mencapai 20 juta jiwa.
“Umat islam di Rusia, 20 juta, dan berdampingan harmonis dengan kelompok mayoritas Kristen ortodok,” kata Mr Albir Krganov, di Surabaya.
Grand Mufti Albir Krganov mengaku model kepemimpinan Rais ‘Aam melalui pendekatan tawassut, tasamuh, dan tawazun sangat sesuai dengan model yang ingin dikembangkan di Rusia. Menurutnya, gaya kepemimpinan Islam ala NU di Indonesia dapat menjadi role model keberagamaan umat Islam di masa depan.
Menurut keterangannya, umat Islam di Rusia, memiliki kemiripan dengan umat Islam di Indonesia. Hal ini mengingat mayortitas umat Islam di Rusia menganut Ahlussunnah wal Jamaah. Bedanya, umat Islam di Indonesia mengikuti Imam Syafi’i pada fiqihnya dan Imam Asy’ari dari sisi akidahnya, sedangkan umat Islam Rusia berkiblat pada Imam Hanafi dalam fiqihnya dan akidahnya pada Imam Al-Maturidi. Di akhir kunjungan, Grand Mufti berharap Rais ‘Aam PBNU berkenan mengunjungi umat Islam di Rusia.
Sementara itu, Rais ‘Aam menjelaskan bahwa NU merupakan organisasi dengan jumlah anggota di atas 100 juta jiwa. Dengan angka itu, NU tidak hanya menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, tetapi juga terbesar di dunia.
Kiai Miftach mengatakan, salah satu kunci sukses NU dalam mengajarkan Islam sehingga diterima oleh masyakat Indonesia adalah karena NU mengajarkan Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagaimana diajarkan para pendiri NU.
“NU selama ini sebagai organisasi terbesa tidak hanya di Indoneia bahkan dunia selalu menggunakan metode-metode yang tidak bergeser dari ajaran Ahlussunnah Waljamaah yang ditetapkan pendiri orgnaisasi ini,” jelas Kiai Miftah.
Dari pembicaraan keduanya, diketahui bahwa Grand Mufti Mr Albir Krganov dan KH Miftachul Akhyar memiliki kesamaan keilmuan yang berasal dari para ulama dari ulama-ulama seperti Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.
Grand Mufti bahkan mengungkapkan bahwa kebanyakan ulama di Rusia, merupakan murid langsung atau atau murid dari murid Sayyid Muhammad Alawai Almaliki. Para ulama di negaranya sering mendatangkan ulama dari Syuriah, Syekh Taufiq Ramadhan Al-Buthi, ketua persatuan ulama Suriah yang merupakan putra dari ulama besar Suriah Syekh Said Ramadhan Al-Buthi.
Syekh Taufiq Ramadhan Al-Buthi sendiri memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama. Syekh Syekh Taufiq Al-Buthi pernah menghadiri acara Musyawarah Alim Ulama Nasional dan Konfrensi Besar NU tahun 2019 lalu.
Mengetahui banyaknya kesamaan dan jejaring keilmuan, keduanya nampak makin akrab dan berencana menjajaki kerja sama misalnya dengan kemungkinan kerja sama dalam hal pertukaran pelajar maupun tenaga guru.
Keduanya makin terlihat akrab setelah mengetahui bahwa Syuriah PBNU memiki program bulanan mengkaji kitab Karya Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari yang dibajakan dan dikaji oleh Habib Umar bin Hafiz. Sebab bagi Grand Mufti, Habib Umar bin Hafiz merupakan guru spiritual yang memiliki tempat khusus di hatinya.
Suasana pertemuan yang makin akrab diakhiri dengan sesi foto bersama dan saling memberi cenderamata. Grand Mufti memberikan cenderamata berupa topi khas pada Rais Aam dan para Katib Syuriah yang hadir. Sebagai balasan, Rais ‘Aam menghadiahkan kitab karya KH Afifuddin Dimyati, Katib Syuriyah PBNU, pada Grand Mufti.
Nampak hadir dalam pertemuan tersebut para Katib Syuriah seperti KH Afifuddin Dimyati Pesantren Peterongan, Jombang; Gus Latif Malik Tambak Beras, Jombang; Gus Najib Pondok Pesantren Mambaussholihin, Gresik; Gus Abdul Aziz Wahid; dan Suwadi Pranoto.
Grand Mufti Albir Krganov datang bersama Mr Alexander Popov, peneliti senior dari Institut Oriental Studies dan Mr Rail Fazulzyanov, Direktur Jendran TD EMIZ Ltd, Republic Tatarstan, Federasi Rusia.(NUo)