https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Dinas Kesehatan Kota Kediri – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Sidak apotek dadakan, dinkes Kediri gandeng Loka POM serta IAI

Sidak apotek dadakan, dinkes Kediri gandeng Loka POM serta IAI

Terasberita9.com, Kediri – Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, dengan Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kabupaten Kediri serta Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Kediri mengadakan inspeksi mendadak (Sidak) ke apotek.

“Ada beberapa apotek yakni di apotek sendang, loretaku, dhoho sehat, redjo,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima di Kediri, Selasa.

Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kabupaten Kediri Singgih Prabowo Adi menambahkan pihaknya fokus pada pengawalan produk yang ditarik. Hal itu sesuai dengan rekomendasi BPOM tentang beberapa sirup yang ditarik peredarannya.

“Kami fokus ke situ (produk ditarik) karena proses penarikan itu panjang. Dari industri farmasi, distributor, apotek, toko obat. Kami memastikan bahwa proses ini sebagaimana mestinya,” katanya.

Ia juga mengatakan dari beberapa apotek yang sudah dikunjungi, ditemukan beberapa item produk masuk dalam laporan BPOM itu, namun proses retur sudah berjalan.

“Tugas kami mengawal, memastikan produk yang ditarik dari peredaran itu memang sudah tidak beredar lagi di sarana pelayanan kefarmasian,” kata dia.

Terkait dengan jumlah produk yang sudah ditarik, Singgih mengatakan belum ada laporan pasti, namun diperkirakan hingga ribuan. Terlebih lagi, wilayah Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kabupaten Kediri cukup luas mencakup Kota dan Kabupaten Kediri, Kota/Kabupaten Blitar, Trenggalek, hingga Tulungagung.

Pihaknya juga mengapresiasi apotek yang juga patuh segera menarik produk yang dilarang peredarannya oleh BPOM.

“Produk sudah disingkirkan ditaruh di kardus. Jika suplier datang mereka tinggal ambil saja. Untuk botol belum mendapatkan data, pastinya ribuan,” kata dia.

Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Kediri Abdul Rofik mengatakan di Kota Kediri ada 110 apotek baik milik apoteker maupun apotek yang bekerjasama dengan investor.

“Seratus persen mengikuti imbauan pemerintah. Di IAI juga ada edukasi flyer (selebaran) setiap update dari Kemenkes kami informasikan. Sekarang fokus ke sirup yang dilarang, dipastikan sudah tidak ada. Apoteker juga dituntut aktif tentang informasi terkini,” kata dia.

Ia juga mengaku adanya larangan itu membuat penurunan omzet di apotek. Mayoritas 50 persen produk yang dijual di apotek dalam bentuk sirup.

“Bulan kemarin ada penurunan omzet 30 persen. Persediaan sirup itu totalnya 50 persen dari apotek, jadi ada penurunan yang signifikan. Namun, semua pasti retur, tidak ada kerugian karena dikembalikan,” kata Abdul Rofik. ant

Kasus TBC di Kediri capai 815 penderita

Kasus TBC di Kediri capai 815 penderita

Terasberita9.com, Kediri – Dinas Kesehatan Kota Kediri mengungkapkan bahwa temuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Kediri hingga akhir bulan Oktober 2022 mencapai 815 penderita.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan temuan 815 penderita tersebut cukup banyak.

“Jumlah ini bisa terus bertambah hingga akhir tahun. Semakin banyak temuan penderita, akan membuktikan kinerja dari kader kilisuci,” katanya di Kediri, Selasa.

Ia juga menjelaskan dari 815 penderita TBC yang ditemukan di Kota Kediri, sekitar 80 persen kasus atau 652 penderita TBC telah mendapatkan pengobatan yang intensif selama enam bulan dan telah dinyatakan sembuh, sedangkan sisanya masih harus menjalani pengobatan rutin selama enam bulan.

“Memang untuk pengobatan penderita TBC, pasien harus mengonsumsi obat secara teratur selama enam bulan, agar bakteri Mycobacterium Tuberculosis benar-benar mati,” tutur dia.

Pihaknya telah membentuk kader kilisuci sebagai ujung tombak yang akan bergerak dan bergerilya menganalisa, menemukan dan memantau penderita TBC di Kota Kediri.

Dinas Kesehatan Kota Kediri berharap dengan keterlibatan aktif kader kilisuci dapat menemukan lebih banyak lagi penderita TBC demi menuntaskan dan memutus penyebaran TBC di Kota Kediri.

Kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Kediri. Jumlah ditemukan nya kasus TBC di Indonesia saat ini masih menjadi temuan kasus terbesar ke-3 di dunia.

Menurut dia, keterlibatan kader juga sangat penting, terlebih lagi dalam fase pemulihan bagi pasien yang dinyatakan sakit TBC.

“Pada fase pengobatan ini kader juga memiliki peran yang cukup penting demi mendukung kesembuhan pasien TBC,” ucap dia.

Ia juga berharap peran aktif kader tersebut mampu semakin dini menemukan pasien, sehingga yang bersangkutan mendapatkan perawatan lebih dini.

“Pemkot Kediri tidak akan mampu bekerja sendiri untuk menemukan dan memantau pasien TBC. Saya ucapkan terimakasih kepada para kader kilisuci yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.

Dinkes Kediri menggelar bimbingan teknis kepada 1.870 kader kilisuci yang telah dipilih Dinas Kesehatan Kota Kediri. Mereka secara bergilir diberikan ilmu dan wawasan tentang TBC, baik itu cara mengenalinya, pengobatan hingga pencegahan penyebaran TBC secara bergantian.

Bimbingan dan teknis program TBC tersebut yang rencananya akan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 8 hingga 10 November 2022.

Selain sebagai upaya membekali ilmu dan pengetahuan kader kilisuci, bimbingan dan teknis program TBC ini juga sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang jatuh pada tanggal 12 November 2022. ant