https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

muktamar nu – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Dukung Gus Yahya pada Muktamar NU, keputusan PWNU dan PCNU se-Jatim bulat

Dukung Gus Yahya pada Muktamar NU, keputusan PWNU dan PCNU se-Jatim bulat

Terasberita9.com, Kediri – Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Jawa Timur kompak menjalankan perintah kiai-kiai sepuh untuk mendukung K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU dan K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjadi Ketua Umum PBNU pada muktamar di Lampung akhir Desember 2021.

“Kami mengamankan dawuh kiai sepuh untuk mendukung dan mengusung K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan K.H. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU,” kata Gus Salam, sapaan akrab K.H. Abdussalam Shohib, di Kediri, Selasa.

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur K.H. Abdussalam Shohib menjelaskan bahwa pertemuan itu adalah konsolidasi terakhir menjelang Muktamar NU di Lampung.

PCNU se-Jatim diundang dalam acara yang digelar di Pondok Pesantren Al Falah Putri, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Gus Salam mengatakan bahwa dukungan pada sosok tersebut sebenarnya sudah lama, bahkan sudah dikeluarkan SK PWNU yang sifatnya mengikat organisasi.

Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah bulat mengamankan keputusan PWNU Jawa Timur dengan semua PCNU di Jatim.

“Dukungan ini sudah final, sudah lama, bahkan 2 bulan lalu sudah mengeluarkan SK PWNU yang sifatnya mengikat, bulat di Jatim mendukung K.H. Miftachul Akhyar dan Gus Yahya sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU,” ujar pengasuh Pesantren Denanyar, Kabupaten Jombang ini.

Menurut dia, kegiatan Muktamar NU di Lampung mendatang penuh dinamika dari berbagai aspek.

Ia juga ingin agar nantinya kegiatan Muktamar tetap menjaga persatuan, kekompakan, dan kebersamaan sehingga muktamar bisa berlangsung dengan baik, damai, sejuk, dan ada beragam pemikiran progresif untuk NU.

Hal yang sama diungkapkan pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Putri, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, K.H. Abdurrahman Al Kautsar.

“Kalau kami prinsipnnya dari yang muda, kami di sini kumpul dalam rangka soliditas nderek dawuh Romo Kiai Anwar (K.H. Anwar Mansyur, Rois Syuriah PBNU Jatim) sebagai guru kami, beliau arahkan ke mana. Harapan kami, normatif agar NU benar-benar bisa lebih baik pada masa akan datang,” kata Gus Kautsar, sapaan akrabnya.

Sebagai organisasi yang besar, kata Gus Kautsar, regenerasi di tubuh NU harus terus dijaga.

“Prinsipnya sebuah organisasi yang mapan tentu bisa melahirkan generasi berikutnya. Dari kami tidak ada satu pun yang merasa ada kelemahan pimpinan Romo Kiai Said (K.H. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU). Akan tetapi, organisasi yang mapan pasti mampu melahirkan generasi berikutnya,” ujar dia.

Dalam kegiatan itu, dihadiri oleh seluruh PCNU se-Jatim termasuk jajaran pengurus PWNU Jatim. Hadir pula Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kabupaten Kediri Kiai Haji Nurul Huda Djazuli, Pengasuh PP Lirboyo Kediri sekaligus Rais Syuriah PWNU Jatim K.H. M. Anwar Manshur, Pengasuh PP Al Amien, Kota Kediri, K.H. Anwar Iskandar, dan berbagai tamu undangan lainnya. (ant)

Tiga Kiai Sepuh dari Tiga Pesantren Dukung Muktamar NU 17 Desember 2021

Tiga Kiai Sepuh dari Tiga Pesantren Dukung Muktamar NU 17 Desember 2021

terasberita9.com, Surabaya  – Tiga kiai sepuh dari tiga pesantren sangat berpengaruh di Jawa Timur mendukung penuh Rois Aam PBNU yang menginginkan pelaksanaan Muktamar NU digelar pada 17 Desember 2021.

“Dukungan para kiai ini untuk menjaga Marwah Rois Aam dan Marwah NU,” kata KH Anwar Iskandar, juru bicara Kiai Sepuh Jawa Timur, Minggu (28/11/2021).

Menurut pengasuh Pesantren Al Amin Kediri ini, Rois Aam adalah jabatan tertinggi di struktur Nahdlatul Ulama (NU). Menjaga Rois Aam sama halnya dengan mengawal martabat NU.

Tiga kiai sepuh yang mendukung penuh Rois Aam ini adalah KH Anwar Mansyur, Pengasuh Pesantren Lirboyo; kemudian KH Nurul Huda Jazuli, Pengasuh Pesantren Ploso dan KH Fuad Nur Hasan, Pengasuh Pesantren Sidogiri.

Sekadar diketahui sebelumnya Rois Aam PBNU KH Miftachul Ahyar mengeluarkan surat perintah kepada panitia untuk menggelar Muktamar NU pada 17 Desember 2021.

Perintah Rois Aam ini mendapatkan banyak dukungan di antaranya 27 Pengurus Wilayah NU serta beragam kelompok juga mendukung.

“Rois Aam tidak sendiri, para kiai dan banyak elemen berada di belakang Rois Aam,” ujarnya.

Berikut imbauan tiga Kiai Sepuh agar semua pihak tunduk dan patuh terhadap perintah Rois Aam untuk menggelar Muktamar 17 Desember 2021:

Kami mengimbau kepada seluruh warga NU khususnya PBNU sampai dengan Pengurus Ranting NU:

  1. Senantiasa menjaga kebersamaan, kekompakan, persatuan serta mengedepankan akhlaqul karimah dalam mengelola jamiyah Nahdlatul Ulama khususnya menghadapi Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama
  2. Bersama-sama menghormati, mentaati dan mengawal keputusan yang diambil oleh PBNU, khususnya Rais Aam sebagai pemimpin tertinggi Jamiyah NU sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga NU.

Demikian imbauan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya.
Jawa Timur, 27 November 2021
Kami yang menghimbau:
1. KH Anwar Mansyur, Pengasuh Pesantren Lirboyo
2. KH Nurul Huda Jazuli, Pengasuh Pesantren Ploso
3. KH Fuad Nur Hasan, Pengasuh Pesantren Sidogiri. [brj]

27 PWNU se Indonesia Dukung Percepat Pelaksanaan Muktamar 17 Desember

27 PWNU se Indonesia Dukung Percepat Pelaksanaan Muktamar 17 Desember

Terasberita9.com, Surabaya – Sebanyak 27 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia mendukung keinginan Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang menginginkan pelaksanaan Muktamar NU dipercepat.

“Ada 27 pengurus Wilayah, 25 merupakan Ketua Tanfidziyah PWNU dan 2 Rois Syuriah  PWNU semalam bertemu dan mendukung keinginan Rois Aam agar Muktamar dipercepat,” kata Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangan tertulisnya kepada beritajatim.com, Minggu (21/11/2021).

Sebelumnya, Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memang memerintahkan PBNU untuk mempercepat Muktamar karena kondisi di bulan Januari 2022 belum tentu akan lebih baik dibandingkan Desember 2021.

Menurut Gus Ipul, sebagai pimpinan tertinggi maka keinginan Rois Aam ini adalah sebuah perintah yang harus dilakukan PBNU.

“Kondisi di PBNU saat ini juga sudah tidak kondusif ada masalah-masalah politik dan administrasi yang menggangu konsolidasi organisasi. Misalnya banyak SK mati yang tiba-tiba hidup sendiri tanpa ada tandatangan Rois Aam. Ini masalah yang serius,” ujar Gus Ipul.

Sebanyak 27 PWNU yang mendukung percepatan Muktamar di antaranya adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Aceh, Sumut, Sumsel, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalsel, dan Kalbar.

Selain itu juga Bali, NTT, NTB, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulut, Maluku, Maluku Utara serta Papua Barat.

Dukungan untuk percepatan Muktamar kali ini dilakukan usai 27 PWNU bertemu di Jakarta pada Sabtu (21/11/2021) malam.

Ada beberapa poin yang dihasilkan dalam pertemuan ini, di antaranya:
1. Sehubungan dengan kebijakan pemerintah untuk menerapkan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022, sehingga Muktamar NU ke 34 yang dijadwalkan pada 23-25 Desember 2021 terpaksa harus dijadwalkan ulang. Maka kami 27 PWNU se-Indonesia menyatakan setuju dan sangat mendukung pendapat Rois Aam KH Miftachul Ahyar agar jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke-34 diajukan menjadi tanggal 17-19 Desember 2021.

2. Kami 27 PWNU se-Indonesia mendorong agar regenerasi kepemimpinan PBNU dapat terjadi secara baik dan elegan pada Muktamar ke-34 Lampung.

3. Kami 27 PWNU se-Indonesia mendorong agar Muktamar NU ke34 menjadikan keputusan konferensi besar (Konbes) tahun 2019, 2020, dan 2021 sebagai acuan dan kemudian diterapkan sebagai salah satu keputusan Muktamar NU.

Tiga keputusan ini lantas ditandatangani oleh 27 PWNU yang hadir, 25 Ketua Tanfidziyah PWNU dan 2 Rois Syuriah PWNU.

Sesuai hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2021, penyelenggaraan Muktamar NU harusnya dilakukan pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.

Hasil Munas dan Konbes juga disebutkan bahwa penyelenggaraan Muktamar bisa juga diajukan jika mendesak. (brj)

 

FK3I Gus Maftuch Tegaskan Kiai Marsudi yang Layak Gantikan Kiai Said Pimpin NU

FK3I Gus Maftuch Tegaskan Kiai Marsudi yang Layak Gantikan Kiai Said Pimpin NU

Nusantara7.com, Surabaya – Menjelang Muktamar NU mendatang, Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I) ikut angkat bicara.

Ketua FK3I, Mas Muhammad Maftuch yang akrab disapa Gus Maftuch menegaskan bahwa NU hanya layak dipimpin oleh seorang ulama yang sangat alim wa alamah wa faqih. Artinya, yang layak memimpin dan menakhodai NU adalah sosok yang sangat alim dan cerdas.

“Selain itu pula, menjadi Ketua NU haruslah peka zaman atau sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Hal itu tanpa perlu dipaksakan dan dicari-cari, pastinya selalu begitu sosok yang menjadi Ketua Umum PBNU. Pada era saat ini, KH Marsudi Syuhud yang paling layak memimpin atau menakhodai PBNU untuk meneruskan estafet kepemimpinan KH Said Aqil Siraj,” tegas Gus Maftuch kepada media, Senin (11/10/2021).

Menjadi Ketum PBNU, menurut dia, adalah orang-orang pilihan, tidak seperti partai politik yang memakai poling-polingan. “Poling-polingan bukan tradisi budaya NU,” ujarnya.

Sementara itu, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) yang juga merupakan pengurus FK3I menambahkan, selama satu dekade NU telah dipimpin KH Said Aqil Siraj, ulama yang sangat alim dan faqih dalam ilmu agama, terlebih ilmu kitabnya.

“Buya Said juga merupakan seorang profesor doktor yang tentunya ahli juga, pakar dalam banyak bidang, dan sangat dicintai warga Nahdliyyin yang ada di perkotaan ataupun yang berada di kampung atau desa. Beliau disegani dalam skala nasional, juga sangat dihormati di dunia Internasional. Hal itu tak lepas dari keilmuan dan kefaqihan Buya Said,” imbuh Gus Wal.

Selama memimpin NU, Kiai Said dinilai selalu peka dan peduli terhadap masalah dan penderitaan warga Nahdliyyin. Dewasa ini, hanya Buya Said dan KH Marsudi Syuhud yang peka terhadap masalah dan apa yang dialami warga Nahdliyyin.

Seperti beberapa hari ini, KH Marsudi Syuhud sangat prihatin ketika ada 600 KK atau sekitar 3.000 warga NU yang terdampak langsung dan 10.000 warga yang tidak terdampak langsung di Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Tanah lahan pertaniannya dizalimi oleh penambangan Galian C yang dilakukan oleh PT Gemilang Bumi Sarana.

“Bahkan beliau sampai meneteskan air mata dan sangat terpukul hatinya ketika ada tujuh orang petani warga NU yang memperjuangkan membela tanah lahan pertaniannya malah dipanggil pihak Polres Kediri, karena diduga menghalangi aktivitas penambangan,” kata Gus Wal.

“KH Marsudi Syuhud selama mendampingi Buya Said Aqil Siraj telah membuktikan kelasnya sebagai pemimpin NU. Beliau selalu menomorsatukan kepentingan dan kemashlahatan warga NU,” katanya.

Gus Maftuch yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Nur Muhammad menyatakan, selain KH Marsudi Syuhud, belum ada figur lain saat ini yang pantas untuk menggantikan Buya Said Aqil sebagai Ketua Umum PBNU.

“Yang kapasitas, kapabilitas, kredibilitasnya seperti Buya Said, apalagi keilmuan, kealiman dan dan kefaqihannya. Mari kita bersama-sama selaku umat dan warga NU istighotsah, tahlil, mujahadah dan doa bersama semoga KH Marsudi Syuhud terpilih memimpin NU dalam Muktamar NU di Lampung, Desember nanti,” pungkasnya. (brj)

Said Aqil tidak keberatan dicalonkan lagi ketiga kalinya jadi Ketua Umum PBNU

Said Aqil tidak keberatan dicalonkan lagi ketiga kalinya jadi Ketua Umum PBNU

Nusantara7.com,  Kediri – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siradj mengaku tidak keberatan jika dirinya dicalonkan lagi menjadi ketua umum untuk ketiga kalinya menjelang pelaksanaan Muktamar NU, Desember 2021.

“Kalau diminta siap. Tidak ada batasan (AD/ART). Tidak ada masalah, Gus Dur juga tiga kali,” kata Kiai Said saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan untuk pelaksanaan Muktamar NU sudah siap. Ia juga berharap doa dari para sesepuh agar pelaksanaan muktamar berjalan dengan sukses.

“Sudah siap, insya Allah. Kiai, para sesepuh doakan muktamar sukses, keren, bermartabat, berkualitas,” ucapnya.

Ia juga mengatakan sengaja berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. Sebenarnya, dirinya sudah lama ingin ke Pesantren Lirboyo, namun karena pandemi COVID-19, baru bisa saat ini.

Kiai Said juga mengenang saat dulu masih menjadi santri di Pesantren Lirboyo, Kota Kediri ini sekitar 1968 hingga 1971. Saat itu, santrinya sekitar 2.500 orang.

“Alhamdulillah saya di sini (Pesantren Lirboyo, Kota Kediri) 1968 sampai 1971 lalu pindah ke Krapyak, Yogyakarta, lalu Makkah al-Mukarramah tahun 1980 sampai 1994, pulang membawa anak empat,” papar Kiai Said yang juga ikut serta dalam pengajian Kamis Legi di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri tersebut.

Sebelumnya, Kiai Said dan rombongan ziarah ke makam para pengasuh Pesantren Lirboyo, Kediri yang berada di dalam kawasan pesantren. Setelah itu, rombongan baru ke lokasi pengajian di aula muktamar tersebut.

Setelah dari Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri untuk sowan.

Kiai Said Aqil Siradj juga sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/10). Beberapa yang dibicarakan antara Kiai Said dengan Presiden Jokowi adalah hasil Munas-Konbes NU 2021 dan rencana pelaksanaan Muktamar NU yang akan digelar pada 23-25 Desember 2021.

Rencananya lokasi Muktamar NU digelar di Lampung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat karena masih pandemi COVID-19. Rencananya, kegiatan juga akan berlangsung dengan daring dan luring.

Rencana pemilihan ketua tanfidziyah atau ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Muktamar 2021 tersebut akan dilakukan dengan metode one man one vote oleh para pemilik suara.

Pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, yang berlangsung pada 2015, K.H. Said Aqil Siradj kembali terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PBNU secara aklamasi setelah calon lainnya yakni K.H. As’ad Ali Said mengundurkan diri pada pemilihan putaran kedua.

(ant)

Muktamar NU Paling Lambat Akhir 2021, Begitu Kesepakatan Rapat NU se-Jatim

Muktamar NU Paling Lambat Akhir 2021, Begitu Kesepakatan Rapat NU se-Jatim

Nusantara7.com, Surabaya – Ketua Ikatan Gus-gus Indonesia (IGGI) sekaligus Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) memberikan pernyataan pers menjelang pelaksanaan Muktamar NU.

“Keputusan rapat pengurus harian PWNU dan Rapat Koordinasi PCNU se-Jatim telah menyepakati usulan agar muktamar 2021 dilaksanakan selambat lambatnya akhir tahun 2021. Dan, kami harap tidak ditunda lagi, setelah melalui perpanjangan waktu 1 tahun,” katanya, Selasa (21/9/2021).

Pengasuh Pondok Pesantren An Nur Bululawang, Kabupaten Malang ini juga menjelaskan, teknis pelaksaan muktamar dapat dilakukan secara aman dan tetap mengikuti protokol kesehatan, sebagaimana pelaksanaan kegiatan even akbar olahraga nasional PON yang akan diselenggarakan di Papua.

“Sama halnya juga dengan penyelenggaraan kegiatan penerbangan masyarakat di semua bandara setiap hari yang dapat berjalan tertib, dilakukan oleh ribuan orang dengan mewajibkan prokes, vaksin, swab antigen serta aplikasi peduli lindungi,” jelasnya.

Menurut dia, sudah seharusnya masa setahun penundaan muktamar yang sudah diberikan pada tahun 2020 dapat dimanfaatkan oleh pengurus PBNU untuk mempersiapkan muktamar 2021 secara bertanggung jawab. Sehingga, tidak ada lagi alasan untuk menjadikan pandemi sebagai penunda muktamar.

“Kesadaran membangun disiplin organisasi sesuai AD/ART hendaknya menjadi prioritas semua pihak agar dapat dijadikan landasan dan panutan oleh semua pengurus di semua tingkatan,” pungkasnya. [brj]