https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

ponorogo – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

KPAI harap sistem pengawasan pondok Gontor di evaluasi

KPAI harap sistem pengawasan pondok Gontor di evaluasi

Terasberita9.com, Surabaya – Kasus kekerasan menimpa Albar Mahdi salah satu santri di Pondok Pesantren Darusaalam Gontor yang menyebabkan anak asal Palembang meninggal dunia. Kasus ini mendapat kecaman dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Dalam kasus ini kepolisian telah menetapkan dua orang sebagai tersangka, yakni MFA (18) asal Tanah Datar, Sumatera Barat dan IH (17) asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Namun penetapan tersangka saja bagi KPAI tak cukup, menurut KPAI, kasus ini tidak dapat ditolelir. Pihaknya menyoroti sistem pengawasan di Ponpes yang berada di Ponorogo, Jawa Timur itu.

“Kami berharap sistem pengawasan Ponpes Gontor perlu dievaluasi. Sebab manajemen ponpes umumnya memanfaatkan santri senior untuk melakukan pengawasan rutin. Apalagi dalam hal ini yang melakukan kekerasan adalah kakak kelas,” tegas Kadivwasmonev KPAI, Jasra Putra, Selasa (13/9/2022).

“Dan apakah selama ini ada teguran ketika para santri senior yang bertugas mengawasi santri junior melakukan kekerasan. Misalnya kekerasan verbal atau kekerasan fisik. Apakah juga ada ketentuan di ponpes bahwa tidak diperkanankan melakukan kekerasan dengan alasan apapun. Termasuk atas nama mendisiplinkan,” tambah Jasra mempertanyakan.

Untuk itu, kata Jasra, pihaknya mengecam segala bentuk tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan. Apalagi sampai mengakibatkan kematian salah satu santri.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, sebenarnya ada 3 santri menjadi korban kekerasan fisik. Namun satu orang meninggal, dan 2 lainnya kemungkinan besar mengalami luka fisik,” jelasnya.

Dua santri lain tersebut, lanjutnya, harus dipastikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan jajarannya agar segera mendapatkan haknya. Tentu untuk mendapatkan rehabilitasi medis serta psikis akibat kekerasan yang dialaminya.

“Mengalami kekerasan dan melihat kawannya mendapatkan kekerasan hingga tewas, sangat mungkin kedua anak tersebut berpotensi kuat mengalami gangguan psikologis. Oleh karenanya diperlukan adanya assesmen psikologi segera oleh lembaga layanan di daerah,” tandasnya.

Kendati demikian, ia menghormati dan mendukung proses hukum yang sedang dilakukan aparat penegak hukum. Serta mendorong penggunaan UU Nomor 11 Tahun 2021 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

“Namun, karena kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan, dan melibatkan para peserta didik, maka seharusnya tidak semua ditimpakan kepada anak-anak pelaku. Pihak Ponpes harus ikut bertanggungjawab,” tegasnya lagi.

“Juga karena tindakan kekerasan terjadi diduga kuat akibat lemahnya sistem pengawasan ponpes. Kalau sistem pengawasannya bagus, tidak mungkin peristiwa seperti ini terjadi,” pungkas lulusan Megister Menejemen Administrasi Pendidikan Universitas Prof. Dr. Muhammadiyah Hamka Jakarta itu. bjm

Tetap Semangat Jamaah Mujahadah Kubro Meskipun Dalam Keadaan Gerimis

Tetap Semangat Jamaah Mujahadah Kubro Meskipun Dalam Keadaan Gerimis

Terasberita9,Ponorogo-Rangkaian Mujahadah Kubro 9999 Kader PWNU Jatim di Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo masih berlangsung hingga Ahad (19/06/2022) malam. Acara diawali dengan pembacaan shalawat diba’ yang dipusatkan di halaman utama masjid jami’ setempat. Lautan manusia larut dalam lantunan shalawat meski diselingi gerimis.

Tampilan grup Al-Banjari Ademe Ati PC Lesbumi NU Ponorogo seakan menghipnotis jamaah yang hadir. Mereka tetap memenuhi halaman dan turut bershalawat hingga mahallul qiyam.

Pantauan NU Online Jatim di lokasi, warga tidak beranjak dari tempat duduk, meski gerimis turun. Mereka seakan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan mengikuti kegiatan bersama yang sudah lama tidak digelar tersebut akibat pandemi dua tahun terakhir.

“Saya sudah menyiapkan payung dari rumah,” kata Sulailik, jamaah dari Madiun.

Dia bersama suami dan anaknya masing-masing membawa payung yang siap digunakan saat hujan turun. Demikian pula alas yang dibeli dari sejumlah pedagang sekitar lokasi.

Sekitar pukul 20:30 WIB, sebelum acara mujahadah dimulai, gerimis turun. Sebagian jamaah ada yang bergeser ke ruangan. Namun kebanyakan bertahan di tempat yang sudah ada dengan tetap larut dalam lantunan shalawat dari atas panggung.

Dan seperti jadwal yang telah disebar panitia, rangkaian mujahadah dimulai menjelang pukul 22:00 WIB.

Sejumlah kiai dari jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) sudah menaiki panggung utama. Demikian pula para tokoh nasional turut bergabung pada acara yang dihadiri lebih dari 15.000 Nahdliyin se-Jatim ini.(NUo)

Dugaan Mal Administrasi Peserta Lelang JPTP Ponorogo Sudah Tidak Bermasalah

Dugaan Mal Administrasi Peserta Lelang JPTP Ponorogo Sudah Tidak Bermasalah

Ponorogo – Proses assesmen lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo sudah selesai. Bahkan tim panitia seleksi (pansel) sudah memberikan 3 nama untuk mengisi setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang kosong kepada Bupati Sugiri Sancoko.

Namun, beredar rumor bahwa salah satu peserta dalam lelang calon kepala Dinas Pendidikan (Dindik) diduga maladministrasi dalam pendaftaran lelang tersebut.

Ketua Pansel Agus Pramono buru-buru menyanggah rumor tersebut. Dia menegaskan bahwa semua calon yang mendaftar lelang JPTP sudah tidak bermasalah dalam hal administrasi.

Continue reading →

Wagub Jatim Emil Dardak dan Ustadz Abdul Somad bertemu di Gontor Ponorogo

Wagub Jatim Emil Dardak dan Ustadz Abdul Somad bertemu di Gontor Ponorogo

Terasberita9.com, Ponorogo – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berkunjung ke Ponorogo. Kunjungannya di hari Minggu (21/10) ini, untuk menghadiri acara pernikahan Naahilah Hunafaa’ Al Qudsy dengan Hanif Indra Kusuma yang digelar di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

Dalam kesempatan itu, istri Arumi Bachsin itu, didapuk untuk mengisi sambutan. Dalam awal sambutannya, Emil berceletuk bahwa saat ini dirinya sedang audisi untuk menjadi santri naturalisasi di Pondok Mondern Darussalam Gontor.

“Saya ceritanya sedang diaudisi untuk menjadi santri naturalisasi. Kalau tadi pak Bupati Ponorogo sudah diakui, kalau saya masih proses,” ujar Mantan Bupati Trenggalek sembari tertawa, pun diikuti gelak tawa hadirin yang undangannya terbatas tersebut.

Emil menceritakan bahwa kehadirannya di Pondok Modern Darussalam Gontor kali ini menjadi ajang nostalgia bagi dirinya. Terutama saat dirinya dulu masih menjadi Bupati Trenggalek. Seringnya ke Pondok, karena dirinya bupati yang bertetanggaan dengan Ponorogo.

Selanjutnya, Emil mengutarakan secara singkat tentang silsilah keluarga KH Hasan Besari yang ternyata masih ada silsilah dengan keluarga besar ayahandanya, Hermanto Dardak.

“Terus kalau ngerunut-runut Kyai Hasan Sahal, katanya wonten Kyai di ponorogo yang masih nyambung keturunannya itu ke Trenggalek yaitu Kyai Hasan Besari. Dimana itu memang kalau dari ayah saya keatasnya. Keluarganya memang disebutnya Kauman. Dan tinggalnya disamping masjid. Eyang putri kami itu memang kakeknya-lah yang mendirikan Masjid Jami Trenggalek,” ulas Emil.

“Jadi salah satu ilmu jadi santri salah satunya ilmu nasab, kalau ditanya bener atau tidaknya garis silsilahnya, wallahualam,” terus Emil.

Dia menyebut jika semua akan menjadi saudara jika ditarik dari atas. Sehingga nanti tumbuh rasa persaudaraan. Dimana muaranya akan memunculkan suasana guyub seperti acara pernikahan ini.

“Jadi gatuk gatuk kiri kanan, lama lama semua orang saya akui saudara semua disini dan memang itu semua intinya jadi saudara kalau ditarik diatas,” tandasnya yang kemudian disambut tawa oleh para hadirin.

Menurutnya, Pondok Modern Darussalam Gontor memilik kenangan tersendiri bagi Emil. Sebab di pondok yang berada di Kecamatan Mlarak ini, merupakan tempat terakhir pertemuannya dengan adik kandungnya Eril Dardak, yang meninggal pada tiga tahun silam.

“Keluarga saya disini merasa sangat dekat, karena waktu itu memori terakhir bersama adik saya Eril Dardak dan saat itu kita menghadiri pernikahan,” ucapnya.

“Ini adalah takziah sekaligus juga mendoakan dan memberi kekuatan dan ini benar-benar sangat berkesan bagi kami,” tambah Emil.

Ditengah sambutannya, Emil juga sempat menyapa Ustad Abdul Somad yang juga hadir secara langsung.

“Jadi kalau ditanya ini acara internal rasanya internal, karena saya yakin buat Ustad Abdul Somad ini internal, buat saya juga boleh mengaku ini internal karena kedekatan,” terang Emil.

Setelah itu, Pria berusia 37 tahun tersebut kembali berceletuk, berharap agar dirinya lulus audisi menjadi ‘santri naturalisasi’ Pondok Modern Darussalam Gontor.

“Saya berharap mudah mudahan beberapa penyampaian saya ini bisa diluluskan untuk menjadi santri naturalisasi,” ucapnya sambil tersenyum.

Sebagai penutup sambutannya, Emil berharap agar Ponpes Modern Darussalam Gontor akan terus melahirkan banyak tokoh penting yang memberikan sumbangsih besar bagi Indonesia.

Tak hanya itu, seusainya memberikan sambutan, Emil yang hendak turun dari panggung acara, diminta tetap di panggung karena band pengiring tiba-tiba memainkan lagu kemesraan. “Ya, ini syarat terakhir untuk menjadi santri naturalisasi, bernyanyi lagu kemesraan,” celetuk Emil dan diikuti gela tawa dari seluruh tamu.

Sembari tetap bermasker, Emil melantunkan lagu “Kemesraan”.

Sementara itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dapat giliran sambutan setelah Emil, merespon candaan Emil Dardak sebelumnya. UAS menyampaikan bahwa dirinya juga sudah menjadi santri sejak menikah dengan Fatimah Az Zahra yang merupakan alumnus Ponpes Gontor.

“Saya sebenarnya sudah jadi santri sejak 6 bulan lalu saat dinikahkan dengan alumnus Gontor, tapi kali ini mengikuti evaluasi semester,” kata UAS sambil tersenyum.(brj)

Peringatan HSN 2021 di Ponorogo, dengan tema “Ngonthel Bareng Santri Bersarung dan Peci”

Peringatan HSN 2021 di Ponorogo, dengan tema “Ngonthel Bareng Santri Bersarung dan Peci”

terasberita9.com, Ponorogo – Ribuan orang ikut memeriahkan puncak peringatan hari santri nasional (HSN) di Ponorogo. Yakni dengan bersepeda onthel dengan bersarung dan memakai peci. Acara yang bertajuk Ngonthel Bareng Santri Bersarung dan Peci secara Prokes itu, dibagi menjadi 6 titik. Dimana salah satu rutenya dari Masjid Tegalsari Kecamatan Jetis hingga finish di Paseban alon-alon Ponorogo.

“Total ada 6.221 peserta, sengaja dibagi menjadi 6 titik supaya tidak terjadi kerumunan. Tentu kita lakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes),” kata Bupati Sugiri Sancoko yang juga ikut gowes itu, Minggu (24/10/2021). Continue reading →

Presiden Jokowi Besok ke Ponorogo Resmikan Waduk Bendo

Presiden Jokowi Besok ke Ponorogo Resmikan Waduk Bendo

nusantara7.com, Ponorogo – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bakal melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ponorogo. Agenda kunjungannya kali ini ke bumi reyog salah satunya melakukan peresmian waduk Bendo di Desa Ngindeng Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo.

“Insyallah Bapak Jokowi positif berkunjung ke Ponorogo. Hari-hari ini kami sudah berkomunikasi dan koordinasi dengan semua yang terlibat, baik dari Setorea, Korem, Pemprov Jatim,” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko,Senin (6/9/2021). Continue reading →

Ponorogo Kembali Masuk PPKM Level 4, Kematian Positif Covid Tinggi

Ponorogo Kembali Masuk PPKM Level 4, Kematian Positif Covid Tinggi

Madura9, Ponorogo – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Ponorogo kembali diperpanjang lagi. Hal tersebut berdasarkan Intruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 35 tahun 2021 tentang PPKM level 4,3,2 Covid-19 di Jawa-Bali tertanggal 23 Agustus 2021.

Kabupaten Ponorogo yang minggu lalu turun ke level 3, dalam Inmendagri yang aktif sampai tanggal 30 Agustus itu, kembali naik menjadi level 4. Dengan naik level ini, praktis akan dilakukan pengetatan kegiatan yang sebelumnya dilonggarkan saat di level 3.

“Saya rasa kita akan menyesuaikan ketentuan yang ada. Kalau diberlakukan PPKM level 4, tentu teknisnya akan menyesuaikan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo Agus Pramono, Selasa (24/8/2021).

Agus mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kembalinya Ponorogo ke level 4. Angka kematian (fatality rate) pasien Covid-19 di bumi reyog yang cukup tinggi.

“Ya saya rasa kembalinya Ponorogo ke level 4 karena jumlah pasien positif yang meninggal masih tinggi,” katanya.

Selain tingkat kematian pasien Covid-19 yang tinggi, Agus menyebut jumlah tracing dan testing harian di bumi reyog juga masih rendah atau belum memenuhi target yang dibebankan oleh pemerintah. Terlebih lagi mobilitas masyarakat di waktu malam hari juga masih cukup tinggi.

“Ini yang lagi kita bahas dalam rapat evaluasi PPKM bersama Forkopimda di Makodim 0802 Ponorogo hari ini,” katanya.

Dalam rapat hari ini, kata Agus semua sepakat untuk mensukseskan program tracing. Sebab, jika hanya mengandalkan dari tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas akan sulit tercapai target. Sebab menyadarkan masyarakat juga tidak gampang. Butuh kerjasama lintas sektor untuk mendukung tracing dan testing ini.

“Jadi kalau mengandalkan teman-teman di puskesmas saja juga sulit, sebab menyadarkan masyarakat juga tidak gampang,” pungkasnya Agus.

Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di Ponorogo sudah mencapai 1.136 orang. Hal tersebut berdasarkan data dari Dinkes Jatim. Dalam PPKM level 3 sebelumnya, yakni periode 16-23 Agustus 2021, tercatat ada 101 orang yang meninggal karena covid-19. Dalam sehari bisa terjadi 13-15 kasus kematian akibat virus corona tersebut. (brj)