https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Solusi Khofifah Terkait Pembakaran Rumah Warga – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Solusi Khofifah Terkait Pembakaran Rumah Warga Di Mulyorejo Jember

Solusi Khofifah Terkait Pembakaran Rumah Warga Di Mulyorejo Jember

Terasberita9.com,Jember – Gubernur Khofifah Indar Parawansa datang dan memimpin rapat koordinasi penyelesaian konflik sosial warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, di Pendapa Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (8/8/2022) pagi.

Konflik sosial yang terjadi di Mulyorejo, membuat sejumlah rumah dan kendaraan milik warga dibakar oleh massa. Belakangan kepolisian mengidentifikasi, massa yang melakukan aksi pembakaran berasal dari Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi.

Warga yang terlibat konflik sama-sama memanfaatkan kawasan hutan Perhutani untuk berbudidaya kopi. “Ada masalah pokoknya, akar masalahnya, antara lain adalah soal kepemilikan kebun kopi,” kata Khofifah, usai rapat yang diikuti Bupati Jember Hendy Siswanto dan Sekretaris Kabupaten Banyuwangi Mujiono, serta jajaran Forum Pimpinan Daerah dua kabupaten.

Khofifah meminta Perhutani agar memetakan kawasan tersebut sebagai peta kawasan perhutanan sosial. “Kalau itu bisa dikategorikan perhutanan sosial, maka tahun ini Jawa Timur mendapatkan 500 ribu hektare lahan Perhutani untuk bisa dijadikan perhutanan sosial. Kalau bisa masuk pada kategori perhutanan sosial, maka kepemilikan atas lahan yang sekarang menjadi kebun kopi bisa segera di-fix-kan,” katanya.

Khofifah ingin legalitas penggunaan lahan hutan yang digarap warga Mulyorejo dan Banyuanyar menjadi kebun kopi benar-benar jelas. “Setelah ini akan dicek, ditarik peta supaya lebih clear karena akar masalahnya adalah persoalan kebun kopi di wilayah Mulyorejo,” katanya.

Khofifah juga meminta agar tindakan premanisme di kawasan Mulyorejo dihentikan. “Karena yang menimbulkan ketidaktenangan adalah premanisme, terutama pada saat musim panen. Kasus ini berpotensi muncul pada saat musim panen (kopi),” katanya.

Berdasarkan informasi dari Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Hery Purnomo, ada pemalakan yang dilakukan sekelompok warga di Mulyorejo terhadap warga penggarap kopi yang berasal dari Banyunyar. Hal ini yang memicu kemarahan warga Banyunyar, sehingga memutuskan untuk menyerang dan membakar rumah-rumah warga yang diidentifikasi sebagai bagian dari pelaku pemalakan.

Khofifah meminta penghentian aksi premanisme ini dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Kabupaten Jember bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. Bantuan dari Pemkab Banyuwangi juga dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan.

Solusi berikutnya adalah perbaikan infrastruktur jalan di lokasi-lokasi rawan konflik sosial yang selama ini susah diakses. “Memang harus bisa disegerakan akses infrastruktur ke daerah-daerah yang sekarang terkonfirmasi kemungkinan terjadinya konflik sosial,” kata Khofifah.

Langkah berikutnya, akan ada pertemuan antara perwakilan masyarakat Mulyorejo dengan Banyuanyar besok. “Ini bagian penting untuk membangun guyub rukun seduluran. Pada saat ini kita harus menyampaikan terima kasih atas percepatan pengamanan dan perbantuan tim pengamanan dari Kodim maupun Polres yang memulihkan suasana,” kata Khofifah.

Khofifah meminta agar disiapkan tim yang menangani trauma yang dialami warga akibat konflik tersebut. “Betul hari ini aman, hari ini mereka merasa tenang. Tapi ada kekhawatiran kalau musim panen lagi jangan-jangan ada konflik yang muncul, ini yang membuat tim trauma healing juga harus tetao disiapkan,” katanya. Brj