https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi – terasberita9

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

https://eis.yru.ac.th/-/dragon222/

https://booking.yru.ac.th/-/rajagacor/

Khofifah harap seluruh warga Jatim terapkan laku baik dan budi pekerti

Khofifah harap seluruh warga Jatim terapkan laku baik dan budi pekerti

Terasberita9.com, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh warga di provinsi setempat agar menerapkan laku baik dan budi pekerti dalam kehidupannya.

“Tanpa adanya laku baik dan budi pekerti, maka ruh dan pondasi hidup manusia akan mudah goyah,” kata Khofifah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa.

Masih dalam suasana memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Khofifah menjelaskan bahwa yang menguatkan ruh dari laku baik itu ialah akhlakul karimah.

“Hal itu, sejalan dengan apa yang diinisiasi oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo dalam mendirikan Budi Utomo. Bagi yang masih suka hate speech (mengujar kebencian) dan hoaks. Ayo bangkit, hilangkan itu,” kata Khofifah.

Gubernur Jatim itu berharap, ketika masyarakat menerapkan laku baik dan budi pekerti, maka Jawa Timur juga akan ikut bangkit.

“Jadi, Jatim Bangkit bukan hanya sekadar tagline, namun itu harus didorong di segala sektor untuk terus bangkit,” ujarnya.

Hal sama juga dikatakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat upacara Harkitnas di Taman Surya, Surabaya, Senin (22/5). Pada kesempatan itu, Eri mengatakan, bahwa Harkitnas ini adalah momentum kebangkitan Indonesia, khususnya Kota Surabaya untuk menyiapkan Indonesia dan Surabaya ini menuju Indonesia emas.

Eri menyampaikan, semangat menuju Indonesia Emas sebelumnya juga sempat digaungkan oleh Plt Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya di Harkitnas ini.

Maka dari itu, Wali Kota Eri mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Surabaya untuk bangkit dan tidak mengenal kata menyerah seperti semangat pendiri Budi Utomo.

“Jadi, tidak boleh ada kalimat menyerah, tidak boleh ada kata putus asa. Tapi kita harus terus bangkit dari masa apapun itu, terutama setelah pandemi COVID-19. Kita harus siap untuk menyongsong bangsa ini untuk menjadi Indonesia emas,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah dan Wali Kota Surabaya Eri bersama jajaran di Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya berziarah ke makam Pahlawan Nasional, Dr. Soetomo di Surabaya, Senin (22/5). ant

Junjung toleransi-pluralisme, Pemkot Surabaya bangun rumah Bhinneka

Junjung toleransi-pluralisme, Pemkot Surabaya bangun rumah Bhinneka

Terasberita9.com, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan Rumah Bhinneka untuk semua suku dan agama dan sebagai upaya menjunjung tinggi toleransi dan pluralisme di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulis di Surabaya, Senin, mengatakan, nantinya yang menjadi ketua maupun pengurus Rumah Bhinneka itu adalah tokoh dari seluruh lintas suku dan agama di Surabaya.

“Ketika ada kegiatan mereka turun bersama. Kami adakan outbound. Kami adakan kegiatan di kampung-kampung,” kata Cak Eri panggilan akbrabnya.

Apalagi, kata dia, beragam suku dan agama selama ini tinggal saling berdampingan di kampung-kampung Surabaya.

Melalui  Rumah Bhinneka itu, ia ingin kembali menunjukkan bahwa kegiatan yang ada di kampung-kampung itu selama ini diikuti lintas suku dan agama.

“Sehingga sejak awal anak cucu kita itu tahu, sehingga tidak ada lagi namanya intoleransi, tidak ada lagi namanya radikalisme. Yah ini cara menghilangkan (intoleransi) dengan ini. Dengan saling menghormati agama satu dengan yang lainnya, menghormati suku satu dengan lainnya,” ujar dia.

Akan tetapi, kata dia, sekarang ini belum mau mengungkap di mana persisnya lokasi Rumah Bhinneka. Namun yang pasti, rumah itu telah disiapkan oleh Pemkot Surabaya dan sedang diperbaiki. “Sudah siap, sedang diperbaiki,” katanya.

Sebelumnya, Cak Eri mengaku telah bertemu dan membahas rencana pendirian Rumah Bhinneka dengan seluruh tokoh lintas agama dan suku yang ada di Kota Surabaya. Mereka semua pun menyatakan sepakat terhadap rencana Pemkot Surabaya untuk mendirikan Rumah Bhinneka.

“Saya kemarin baru bertemu dan berkumpul, maka kami sepakat nanti akan membentuk Rumah Bhinneka yang terdiri dari semua tokoh lintas agama dan lintas suku,” kata dia.

Di sisi lain, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menyebutkan, bahwa Surabaya merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam se-Indonesia. Sedangkan di Jawa Timur, toleransi di Kota Surabaya peringkat satu.

“Ini saya ingin tunjukkan bahwa Surabaya ini bukan suku Jawa saja. Ada suku NTT (Nusa Tenggara Timur), Sumatera Selatan, suku Minang dan agamanya pun berbeda-beda,” demikian Eri Cahyadi. ant

Eri Cahyadi minta warga tidak asal daftar lewat aplikasi e-health

Eri Cahyadi minta warga tidak asal daftar lewat aplikasi e-health

Terasberita9.com, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta warga Kota Pahlawan, Jatim, agar tidak asal mendaftar lalu membatalkan untuk berobat di dua RSUD milik pemkot melalui aplikasi e-health dengan tujuan agar tidak merugikan pasien lain.

Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat, mengatakan, saat mengecek pelayanan di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) pada Kamis (9/12), pihaknya menemukan ada 50 warga yang mengisi sistem pendaftaran pelayanan selama 30 hari penuh melalui e-health, namun tidak datang pada hari dan waktu yang telah ditentukan.

“Saya bilang kami bisa lihat itu lewat aplikasi, blokir orangnya. Ternyata diblokir itu ada 50 orang dan orangnya datang minta dibuka blokir. Saya minta (orang itu) untuk buat pernyataan, kalau saya tidak datang maka saya membatalkan. Kalau ternyata saya tidak datang dan tidak membatalkan, maka saya siap diblokir sampai satu bulan,” kata Cak Eri.

Melalui pola tersebut, Cak Eri berharap, ke depan warga atau calon pasien tidak asal mendaftar lalu membatalkan. Sebab, kata dia, hal tersebut justru akan merugikan orang lain yang benar-benar ingin mendapatkan pelayanan di RSUD BDH.

“Kalau dia mendaftar begitu, maka dia merugikan orang lain yang mau daftar nomornya jadi ke belakang. Nah ini apa, ayo sama-sama Surabaya ini guyub-rukun, jangan merugikan orang lain dengan pola yang kami buat, bayangkan kalau ini terjadi pada diri kita,” ujar dia.

Cak Eri mengatakan, pihaknya akan kembali mengembangkan aplikasi e-health. Sebab, dari hasil evaluasinya di lapangan, sistem pendaftaran daring ini belum dilengkapi dengan barcode ketika tidak di-print oleh calon pasien.

“Ini lagi kami buat untuk barcodenya. Nah untuk (sementara) mempercepat itu, saya minta yang tugas di luar dengan name tagnya dia (pasien) dimasukkan, maka dia ada pilihan mana saja (poli atau dokter), kalau memang jamnya masuk itu diklik untuk mempercepat,” kata dia.

Selain itu, Cak Eri juga berpesan kepada para pengunjung atau pasien yang datang agar dapat menyesuaikan dengan jam antrean karena beberapa kali menemui warga yang mendaftar antrean untuk mendapatkan layanan pukul 10.00 WIB namun datangnya pukul 06.00 WIB.

“Ini yang terjadi sehingga pelayanan jadi kacau, seakan-akan jadi lama. Tapi Alhamdulillah sekarang setelah ini dijalankan, posisinya jauh berkurang, maka jam 11.00 WIB sudah pada selesai, karena lebih teratur orangnya,” kata dia.

Cak Eri juga menyarankan, agar manajemen RSUD BDH untuk memasang televisi di ruangan tunggu. Dengan begitu, warga yang datang tidak bosan saat menunggu giliran mendapatkan pelayanan.

“Sama dengan RSUD Dr Soewandhie, nanti RSUD BDH juga dikasih TV agar tidak stres saat menunggu,” ujar dia.

Cak Eri juga meminta supaya ruangan di RSUD BDH dilakukan penataan dengan penambahan hiasan seperti di antaranya menyesuaikan jumlah kursi pengunjung serta pemasangan hiasan dinding.

“Sehingga ruangan ini akan jadi lebih luas, kami bisa berikan tulisan-tulisan atau hiasan dinding sehingga orang berobat akan merasa nyaman,” kata Cak Eri. ant

Maraknya gagal ginjal akut, Pemkot Surabaya gandeng kepolisian awasi penjualan obat sirop

Maraknya gagal ginjal akut, Pemkot Surabaya gandeng kepolisian awasi penjualan obat sirop

Terasberita9.com, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya menggandeng kepolisian dan instansi terkait untuk melakukan pengawasan terhadap penjualan obat sirop menyusul merebaknya penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, menindaklanjuti kebijakan Kementerian Kesehatan yang telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) penghentian sementara penggunaan obat sirop.

“Kami juga pihaknya telah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya terkait pengawasan obat sirop di apotek maupun toko swalayan,” katanya.

Menurut dia, sudah ada di surat edaran Kemenkes terkait merek dan jenis obat sirop sehingga nantinya bersama-sama melakukan cek di apotek-apotek.

Cak Eri, sapaan akrabnya, menjelaskan tidak bisa hanya menunggu datangnya obat gagal ginjal akut dari pemerintah pusat sebab bukan permintaan namun telah dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah penduduk dari pemerintah pusat.

“Jadi perkiraannya berapa, kami menerima seperti vaksin COVID-19. Nah seperti itu nanti diberikan dan kami jalan. Kami juga tidak bisa hanya mengandalkan dan menunggu, tapi yang terpenting adalah pencegahan,” ujar dia.

Ia memastikan Pemkot Surabaya akan terus gencar melakukan sosialisasi, khususnya kepada para orang tua dan menyampaikan bahwa upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati.

Selain itu, Cak Eri juga menginstruksikan Dinas Kesehatan Surabaya melalui puskesmas di 31 kecamatan agar melakukan hal sama.

Selain melakukan pengawasan peredaran obat sirop, setiap puskesmas juga diminta untuk masif memberikan sosialisasi kepada masyarakat di masing-masing wilayah.

“Makanya kepala puskesmas turun di masing-masing kelurahan dengan jajaran pemkot, RT/RW dan Kader Surabaya Hebat (KSH). Itu yang akan kami lakukan secara maksimal. Semoga dengan begitu masyarakat akan tahu jenis-jenis (obat sirop) yang memang tidak diperkenankan saat ini,” ujar dia.

Namun demikian, Cak Eri menyatakan upaya pencegahan terhadap penyakit gagal ginjal akut ini tidak akan bisa maksimal tanpa keterlibatan masyarakat.

Termasuk pula keterlibatan dari apotek maupun toko swalayan yang sebelumnya menjual produk obat sirup yang dilarang.

“Saya yakin apotek-apotek, toko obat dan rumah sakit di Surabaya pasti akan menarik obat-obat (sirop) itu karena mereka juga menjaga Surabaya,” tutur dia. ant